Rabu, 14 Desember 2011

Angka dalam Perspektif Lintas Budaya




Angka diyakini oleh masing-masing individu mempunyai makna tersendiri. Terkadang pula persepsi orang tentang angka tidak sama. Beberapa orang mungkin akan mengira angka 4 adalah angka yang sangat bagus tetapi bagi orang lain mungkin angka itu dinilai membawa sial. Tidak dapat dipungkiri bahwa di masyarakat masih berkembang mitos akan adanya angka sial ataupun angka setan.
            Angka 4 dan angka 9 menurut budaya Timur khususnya Jepang dan Cina merupakan angka sial. Hal ini didasarkan atas kesamaaan bunyi dari angka tersebut yang berkonotasi negatif. Dalam bahasa Jepang angka 4 berbunyi shi yang juga berarti kematian. Sedangkan angka 9 berbunyi ku yang dapat berarti penderitaan. Di samping itu ada pula mitos bahwa angka paling sial adalah angka 13. Kepercayaan ini kemungkinan diambil dari cerita wafatnya Yesus oleh muridnya Yudas yang berkhianat pada pertemuan yang selenggarakan dan dihadiri oleh 13 orang. Kepercayaan ini diperburuk oleh adanya film-film yang berusaha memperburuk citra angka 13 sebagai angka sial, keramat, dan pembawa bencana. Film itu misalnya saja film Lantai 13 yang menceritakan adanya hantu di sebuah gedung yang berlantai 13. Apabila dicermati ada kesamaan antara angka 13 dengan angka 4. Angka 4 merupakan hasil penjumlahan dari kedua unsur penyusun angka 13 (1+3). Angka 666 bahkan dianggap sebagai angka setan.
            Ada banyak bukti bahwa itu hanya mitos keliru. Angka-angka tersebut malah sangat bertuah. Amerika Serikat yang notabene merupakan negara adidaya mempergunakan motif-motif bernuansa  13 dalam lambang negaranya, The Seal of United States of America. Dalam lambang tersebut terdapat 13 bintang di atas kepala Elang membentuk Bintang David,13 garis di perisai atau tameng burung,13 daun zaitun di kaki kanan burung,13 butir zaitun yang tersembul di sela-sela daun zaitun,13 anak panah.13 bulu di ujung anak panah.13 huruf yang membentuk kalimat ‘Annuit Coeptis’13 huruf yang membentuk kalimat ‘E Pluribus Unum’,13 lapisan batu yang membentuk piramida.13 X 9 titik yang mengitari Bintang David di atas kepala Elang. Tapi dapatkah USA dikatakan sial? Harus diakui bahwa USA dengan apa yang dimilikinya sekarang ini merupakan negara yang beruntung. Selain USA, masih ada banyak perusahaan yang menggunakan lambang atau logo yang bernuansa 13 dan mereka tidak mengalami kesialan namun justru mendapat berkah.
            Angka 9 pun tidak terbukti membawa kesialan. Masih segar dalam ingatan kita bahwa sebelum pengambilan nomor urut partai politik menjelang Pemilu 2009 banyak orang berharap untuk mendapatkan nomor urut 9. Hal ini didasarkan atas prestasi partai Demokrat pada Pemilu 2004 yang begitu gemilang yang pada waktu itu mendapat nomor urut 9. Sebagai partai debutan partai Demokrat berhasil meraih posisi ke 5 dan menggolkan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden RI ke 6. Prestasi ini kemudian diikuti oleh Partai Amanat Nasional yang pada 2004 lalu hanya menempati urutan 7 sedangkan dalam Pemilu 2009 mampu di urutan ke 5. Hasil Pemilu 2009 juga menumbangkan mitos angka 4 dan gabungan angka yang membentuk angka itu sebagai angka sial. Demokrat yang bernomor urut 31 yang dikhawatirkan akan terpuruk malah tercatat sebagai pemenang Pemilu 2009 dengan selisih yang lumayan jauh. Dapat disimpulkan bahwa angka 4, 9, ataupun 13 malah membawa berkah bagi yang memakainya.
            Di samping adanya keyakinan akan angka sial dalam berbagai budaya juga kita dapat menemukan kepercayaan akan adanya angka bertuah yang membawa keberuntungan. Angka 8 diyakini sebagai angka keberuntungan. Banyak orang berlomba-lomba mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mendapatkan nomor handphone yang cantik yang bernuansa 8. Tidak hanya  untuk nomor handphone, nomor 8 juga diburu sebagai nomor rumah, kantor, plat motor, dan sebagainya. Bahkan sebagian orang meyakini bahwa kemerdekaan negeri ini dari kaum penjajah pada tanggal 17 Agustus merupakan (17-08) merupakan tuah dari angka 8.
            Angka 1 dan sembilan diyakini sebagai angka yang mewakili kualitas. Dalam penilaian siswa di kelas semua siswa berusaha untuk mendapat ranking 1. Angka 1 juga menunjukkan jabatan di suatu wilayah atau instansi, misalnya RI1, Bali1, Karangasem1, dan sebagainya. Demikian pula dengan angka sembilan yang juga menunjukkan kualtas kesempurnaan. Dalam ujian angka 9 dan lebih merupakan angka tertinggi yang ingin diperoleh oleh siswa. Di Bali angka 9 mengandung makna yang istimewa dan keramat. Oleh karena itu maka muncul konsepsi-konsepsi bernuansa 9 seperti: Dewata Nawa Sangga (Sembilan Dewa penjaga arah mata angin), Tawur Kesanga (tawur khusus menjelang Hari Raya Nyepi), dan sebagainya. Di India pun demikian. Banyak konsep-konsep utama yang bernuansa sembilan misalnya saja : Nawa Darsana (sembilan aliran utama filsafat), jumlah japa yang kelipatan  9, Nawaratri, dan sebagainya.
            Angka 2 merupakan angka pembeda. Biasanya dikaitkan dengan suatu proses pemilihan sesuatu hal. Dalam konsep budaya Bali angka 2 dikaitkan dengan konsep Rwa Bhineda (2 hal yang berbeda) seperti lahir-mati, kaya-miskin, menang-kalah, dan sejenisnya. Perbedaan tersebut bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan namun harus dihormati sehingga terjadi keseimbangan dalam kehidupan
            Angka 3 memiliki arti khusus dalam budaya Bali. Konsep-konsep angka 3 sangat banyak dalam kehidupan budaya Bali. Misalnya saja Tri Murti, Tri Mandala, Tri Sandhya, dan sebagainya. Dalam agama Kristenpun ada konsep Trinitas yang sejenis. Bahkan dalam pemilihan gubernur Bali tahun 2008 yang lalu angka 3 diyakini sebagai angka keberuntungan yang mengantarkan kandidatnya sebagai Bali1.
            Angka 5 dalam kehidupan berbangsa khususnya pada masa Orde Baru memiliki makna mendalam. Konsep-konsep yang mengandung angka 5 banyak dipertahankan dan dilestarikan. Di masa Orde Baru pendidikan Pancasila bahkan dijadikan mata pelajaran khusus. Di samping itu keyakinan 5 agama masih dipertahankan.
            Demikian pula dengan angka 6 dan 7 yang juga memiiki arti penting dalam budaya-budaya nusantara. Pada akhirnya semua itu kembali pada diri kita kembali . Hanya kita yang tahu bahwa angka merupakan sesuatu hal yang sangat unik dan bertuah. Kita sendiri yang dapat membantah mitos-mitos keliru tentang angka. Mari menjaga angka masing-masing sehingga mampu mengangkat derajat spiritual kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar